Sebuah hasil
penelitian yang menarik dalam edisi terbaru jurnal ilmiah Cell menyebutkan
bahwa para peneliti telah berhasil menemukan beragam gen yang berkontribusi
pada autisme dan di antaranya juga berhubungan dengan gangguan mental lain
seperti schizophrenia maupun keterlambatan perkembangan intelektual. Hasil ini
menunjukkan bagaimana kelompok gen yang ditemukan sangat sensitif bahkan
terhadap perubahan kecil. Dari 33 gen yang berhasil diidentifikasi memiliki
korelasi dengan autisme, 22 di antaranya baru ditemukan untuk pertama kalinya.
Identifikasi
dilakukan dengan melakukan sequencing DNA kromosomal anak-anak yang memiliki
kelainan pada perkembangan psikologis seperti autisme dan dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Dari hasil sequencing diidentifikasi posisi di mana urutan
DNA mengalami perubahan dan terjadi petukaran segmen DNA di dalam atau antar
kromosom.
Sebelumnya
ilmu psikiatri telah mengaitkan genetika dengan gangguan psikologis dan telah
menggunakan analisa kromosom untuk membantu diagnosa. Akan tetapi selama ini,
metode yang digunakan terbatas pada struktur kromosomal. Perubahan pada
kromosom yang ditemukan pada penderita autisme umumnya bersifat balanced
chromosome abnormalities (BCA) di mana pertukaran segmen yang terjadi di dalam
atau antar kromosom tidak mengubah ukuran kromosom.
Pada awalnya
penelitian mengenai hubungan autisme dengan BCA, yang dipelopori oleh
Massachusetts General Hospital Center for Human Genetic Research dan Brigham
and Women’s Hospital, dapat memakan waktu yang sangat lama sampai
berbulan-bulan untuk pembacaan sekuen satu individu. Setelah memanfaatkan
teknologi next-generation sequencing yang memungkinkan pembacaan sekuen kecil
DNA secara paralel sebelum direkonstruksi menjadi sekuen utuh, proses menjadi
lebih cepat yaitu hanya kurang dari dua minggu per individu. Metode ini juga
mempercepat penentuan posisi di perpindahan segmen yang menyebabkan variasi.
Pada akhirnya keberadaan 33 gen yang berhubungan dengan autisme positif
terdapat pada 38 sampel individu yang menderita gangguan mental tesebut.
Beberapa
variasi genetika dapat menyebabkan gangguan perkembangan dan jalur kimia di
otak.
Setelah
hasil dibandingkan dengan database yang telah ada mengenai schizophrenia,
banyak gen juga memiliki hubungan dengan schizophrenia. Yang menarik adalah
bagaimana variasi pada BCA penderita autisme dapat menyebabkan schizophrenia
sementara variasi yang sama pada manusia normal tanpa BCA tidak mengekspesikan
gangguan mental. Para ilmuwan juga menemukan variasi dalam bentuk delesi,
duplikasi, dan inaktivasi yang masing-masing bersifat tunggal dapat
menghasilkan gangguan yang serupa sementara apabila terjadi dua perubahan pada
situs yang sama akan mengekspresikan gangguan yang berbeda. Hal ini semakin
menunjukkan kalau pengaruh gen pada autisme dan gangguan mental lainnya
bersifat sangat kompleks. Teori yang ada pada saat ini menyebutkan bagaimana
variasi genetika dapat mengganggu perkembangan dan jalur kimia di otak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar